Saturday, 16 February 2013

Pengaruh cahaya terhadap jenis kelamin kenari


anyak penangkar kenari yang mengeluh dan bertanya: mengapa induk kenari yang dimilikinya menghasilkan lebih banyak anakan betina daripada jantan, atau justru sebaliknya? Secara teori, probabilitas (kemungkinan) anakan yang dihasilkan induk kenari adalah 50% jantan dan 50% betina. Tetapi dalam berbagai penelitian, ternyata sistem pencahayaan yang digunakan dalam penangkaran burung kenari juga mempengaruhi probabilitas tersebut.
Sebuah artikel dari Canary Science menjelaskan, di habitat aslinya, cahaya matahari turut mengontrol jenis kelamin burung sebelum telur menetas. Hal itu tergantung di mana indukan membangun sarang, dan tergantung pula pada intensitas cahaya matahari yang diterimanya, misalnya CRI (Color Rendering Index) dan panas patahari (Kelvin  / K) .
  • Jika sarang dibangun di tempat di mana burung bisa menerima 75 persen / lebih sinar matahari (atau 25% kurang teduh) setiap hari, maka sebagian besar anaknya akan berjenis kelamin jantan.
  • Jika sarang dibangun di tempat yang menerima 25 % sinar matahari atau kurang dari itu (75% teduh) setiap hari, maka sebagian besar anaknya akan berjenis kelamin betina.
  • Jika sarang dibangun di tempat yang mendapatkan 50% sinar matahari dan 50% teduh setiap hari, maka probabilitas jenis kelamin anaknya sama seperti teori probabilitas pada umumnya (50 : 50).
Breeding_002
Pengujian menggunakan lambu berbeda menghasilkan anakan dengan jenis kelamin berbeda pula.
Dari sini bisa dipelajari, intensitas matahari adalah kombinasi antara cahaya terang dan radiasi panas. Kita menerima cahaya dan panas dari matahari dalam jumlah yang berbeda setiap waktu dan musim. Ketika radiasi langsung dari matahari tidak terhalang oleh awan, maka yang terjadi adalah sinar mahari yang penuh spektrum (full spectrum light).
Berikut ini beberapa pengujian pada kandang penangkaran kenari dengan menggunakan lampu neon / fluorescent yang berbeda-beda :
  • Type A : Full spectrum fluorescent light, atau lampu neon full spektrum, yang menghasilkan 98 CRI dan 6500 K, atau intensitas cahaya tinggi.
  • Tipe B : Medium spectrum fluorescent light, atau lampu neon dengan spektrum sedang, yang menghasilkan 91 CRI dan 5000 K, atau intensitas cahaya sedang.
  • Tipe C : low spectrum fluorescent light, atau lampu neon dengan spektrum rendah, yang menghasilkan intensitas cahaya rendah.
Dari percobaan di penangkaran dengan menggunakan beberapa jenis lampu neon tersebut, hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut:
LumichromeBulbs_1_
  1. Tahun I (2008), kandang penangkaran menggunakan lampu tipe A. Ada 34 pasang induk kenari, dan menghasilkan 306 burung jantan dan 102 burung betina selama masa berkembang biak.
  2. Tahun II (2009), di kandang penangkaran yang sama, menggunakan lampu tipe B. Ada 34 pasangan induk, dan menghasilkan 203 burung jantan dan 198 burung betina.
  3. Tahun III (2012), di kandang penangkaran yang sama, menggunakan lampu tipe C. Ada 34 pasangan induk, dan menghasilkan 107 burung jantan dan 311 burung betina.
Bisa dilihat bahwa makin tinggi intensitas cahaya di dalam kandang penangkaran, makin tinggi kemungkinan anak kenari berjenis kelamin jantan. Sebaliknya, makin rendah intensitas cahaya, maka makin tinggi kemungkinan anak kenari berjenis kelamin betina.
Dari percobaan tersebut, ada beberapa fungsi pencahayaan yang sangat penting bagi burung kenari dalam kandang penangkaran, yaitu:
  • Cahaya sangat penting untuk kebutuhan kenari dan mereka sangat sensitif terhadapnya.
  • Jumlah cahaya / intensitas cahaya yang diterima kenari bisa mengontrol istirahat dan tidur mereka, molting, dan masa perkembangbiakan.
  • Cahaya yang diterima oleh mata burung kenari akan berefek pada hormon testosteron di dalam tubuhnya dan wilayah otak yang memegang kendali untuk burung bisa bernyanyi. Makin banyak cahaya yang diterima, makin meningkat kadar hormon tersebut.

No comments:

Post a Comment