Friday, 15 November 2013

14 jenis burung hantu yang ada di Indonesia


 Burung hantu merupakan burung pemangsa yang aktif berburu dimalam hari. Namun tahukah anda kalau ternyata ada sekitar 222 jenis burung hantu yang hidup di dunia ini??? Apa saja jenis-jenis burung hantu tersebut??? Berikut adalah 14 jenis burung hantu yang hidup di Indonesia versi burungue :

1. Burung Hantu Tito Alba
Foto burung hantu Tito alba
Dikenal juga dengan nama Burung hantu Tito, atau Serak Jawa atau Barn Owl. Jenis burung hantu ini bertubuh besar dengan tubuh bagian atas berwarna kuning tua kecokelatan dengan bercak halus, sedangkan bagian bawah berwarna putih dengan bintik hitam. Tingginya mungkin sekitar 34 cm. Ciri-ciri burung hantu Tito adalah memiliki wajah yang berwarna putih yang berbentuk seperti hati.  
Habitat burung hantu tito alba ini adalah daerah berpohon di tepi hutan, perkebuann, hingga taman kota dengan ketinggian mencapai 1.600 m di atas permukaan laut. Burung hantu jenis ini dapat ditemukan di seluruh benua, kecuali Antartika.

2. Wowo-wiwi
Foto burung hantu wowo-wiwi
Dikenal juga dengan nama Serak Bukit atau Oriental Bay Owl, dan memiliki nama latin Phodilus badius. Burung hantu jenis ini memiliki wajah khas yang bisa dibilang mirip ular sendok. Tingginya sekitar 27 cm. Daerah penyebarannya adalah wilayah Asia Tenggara.

3. Celepuk Merah
Foto Burung Hantu Celepuk Merah
Dikenal juga dengan nama Reddish scops-owl serta memiliki nama latin Otus rufescens. Ukuran tubuh mereka sangat kecil, tingginya hanya sekitar 15-18 cm. Habitat celepuk merah adalah daerah dataran rendah dengan banyak pepohonan, perbukitan, serta hutan primer dan sekunder. Secara umum, habitat mereka berada pada dataran rendah, tetapi ada juga yang hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 1.350 m di atas permukaan laut. Daerah penyebaran celepuk merah antara lain Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Semenanjung Thailand, dan Semenanjung Malaysia.

4. Celepuk Gunung         
Foto burung hantu celepuk gunung
Dikenal juga dengan nama Javan Scops Own dan memiliki nama latin Otus angelinae. Burung hantu berukuran kecil ini (tingginya sekitar 20 cm) merupakan spesies burung hantu langka yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, burung hantu ini juga tidak memiliki sub-spesies.

5. Celepuk
foto-clepuk
Dikenal juga dengan nama Indian Scops Owl dan memiliki nama latin Otus bakkamoena. Habitat clepuk adalah di dalam hutan dan area yang banyak pohonnya. Meskipun ukuran tubuh mereka hanya sekitar 23 - 25 cm, tetapi mereka adalah salah satu yang terbesar dari spesies scops owl. Mereka adalah pemakan serangga dan merupakan binatang nokturnal. Karena kemampuan kamuflasenya yang cukup mumpuni, akan sangat sulit menemukan mereka di siang hari. Daerah penyebaran Indian Scops Owl adalah bagian selatan Asia meliputi Bagian Timur dari Timur Tengah, anak benua India, hingga ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

6. Celepuk Rajah
Foto burung hantu celepuk rajah
Burung hantu yang hanya berukuran sekitar 23 cm ini emiliki nama latin Otus brookei. Bisa dibilang burung hantu kecil ini merupakan yang paling tidak populer dibandingkan dengan jenis burung hantu lainnya di Indonesia. Karena memang hanya pernah ditemukan beberapa spesimen saja yang berasal dari daerah pegunungan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Timur.

7. Hingkik
Foto burung hantu hingkik
Memiliki nama lain Beluk Jampuk atau Barred Eagle Owl serta memiliki nama latin Bubo sumatranus. Sering juga disebut dengan nama Malay Eagle Owl. Habitat hingkik adalah di hutan tropis dan subtropis di dataran rendah. Daerah penyebaran Hingkik antara lain di Pulau Keeling, Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand.

8. Bloketupu
foto burung hantu bloketupu
Dikenal juga dengan nama Bubo Ketupu atau Ketupa Ketupu atau Beluk ketupa atau Buffy Fish Owl. Dikenal juga sebagai Malay Fish Owl. Habitat Bloketupu adalah daerah hutan pegunungan tropis dan subtropis. Daerah penyebaran bloketupu ini antara lain di Brunei, Kamboja, India, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

9. Beluk watu Jawa
Foto burung hantu Beluk watu Jawa
Dikenal juga dengan nama Javan Owlet Glaucidium, serta memiliki nama latin Glaucidium castanopterum. Burung Hantu jenis ini adalah burung endemik Pulau Jawa dan Bali. Habitat beluk watu jawa adalah di kantung-kantung hutan di dataran rendah dan perbukitan. Namun mereka juga sering terlihat di pekarangan desa, hutan primer, dan hutan sekunder.

10. Punggok Cokelat
Foto Burung Hantu Pungok
Spesies burung hantu yang memiliki nama latin Ninox scutulata ini dikenal juga dengan nama Brown Hawk-Owl. Burung ini berukuran medium, dengan tinggi sekitar 32 cm. Habitat Punggok Cokelat antara lain di hutan dan daerah yang banyak pepohonan. Daerah penyebaran punggok cokelat meliputi Asia Selatan mulai dari India dan Sri Lanka hingga bagian timur Indonesia dan China Selatan.

11. Seloputo
Foto Spotted Wood Owl
Burung yang dikenal juga dengan nama Spotted Wood Owl ini memiliki nama latin Strix seloputo. Termasuk kedalam spesies burung hantu yang berbadan besar. Tingginya sekitar 47 cm. Ada 3 sub-spesies dari Strix seloputo yaitu Strix seloputo seloputo (Myanmar dan Thailand Tengah hingga Singapura, serta Jambi (Sumatra) dan Jawa. Strix seloputo baweana (Endemik Pulau Bawean), dan Strix seloputo wiepkini (Pulau Calamian dan Palawan (Filipina)).

12. Kokok Beluk
Foto Burung Hantu Kokok Beluk
Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Brown Wood Owl ini memiliki nama latin Strix leptogrammica. Mereka termasuk jenis burung hantu berbadan besar. Tubuhnya setinggi 45-47 cm. Burung hantu jenis ini hidup di wilayah Asia Selatan seperti Sri Lanka dan India hingga ke Timur sampai ke Indonesia dan China Selatan.

13. Beluk Telinga Pendek
Foto Beluk Telinga Pendek
Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Short-eared Owl ini memiliki nama latin Asio flammeus. Jenis burung hantu ini memiliki setidaknyya 10 sub-spesies dan tersebar di seluruh benua kecuali Australia dan Antartika.

14. Celepuk Reban
Foto Celepuk Reban
Burung hantu kecil yang memiliki nama latin Otus lempiji ini memiliki banyak sekali nama panggilan. Nama umumnya adalah Celepuk, di Sunda disebut dengan beuek, sedangkan di Jawa Tengah disebut manuk kuwek, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Sunda Scops-Owl atau Collared Scops-Owl. Dulunya spesies ini dimasukkan dalam sub-spesies Otus bakkamoena, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Daerah penyebaran burung celepuk reban ini adalah di Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali.

Sumber : http://burungue.blogspot.com 

Si Periang Burung Robin


Burung Robin asal Amerika
Pada tahun 1990 an burung Robin ini sangat dikenal oleh masyarakat pehobi burung Indonesia Khususnya, namun akhir-akhir ini burung tersebut seakan hilang dari peredaran kicau mania.
Dahulu burung ini sangat murah harganya, bahkan banyak para toko burung yang menjual burung robin ini, karena selain harganya murah ( pada saat itu ) burung ini sangat mudah beradaptasi dengan pemiliknya dan cepat berkicau, memang burung ini termasuk burung langka di indonesia dikarenakan setahu saya burung ini termasuk burung import dari asia.
Sekilas burung Robin adalah nama yang diberikan pada beberapa burung kicau yang kecil yang terdapat di Amerika, Eropa dan Asia.

Burung Robin dari Amerika diklasifikasikan sebagai Turdus Migratorius, sedangkan burung Robin Eropa sebagai Erithacua Rubecula.

Burung Robin ini merupakan burung yang periang dan paling dikenal, ia akan membuat sarang dari ranting dan akar-akar yang dilapisi terlebih dahulu dengan lumpur dalam membuat rumah mereka di alamnya.

Setiap pagi atau malam dan waktu subuh burung ini sudah mulai berkicau dengan kerasnya, tak heran pada masa itu banyak sekali pehobi burung lebih menyukai Burung jenis ini karena disamping mudah merawatnya dan murah harga, robin ini baik jantan dan betina sama-sama ngocehnya dan sama gacornya.( Ngerol ), dan untuk perawatannya pun sangatlah mudah dan tidak sulit, sama seperti burung-burung lainnya.

Makanan burung robin ini adalah, voor biasa, jangkrik, kroto serta buah-buahanpun akan dimakannya.

Sampai pada akhir-akhir ini jika ada burung Robin ini harganya pun sudah mencapai ratusan ribu rupiah, mungkin dikarenakan burung robin tersebut sudah susah didapat di pasaran.

Baik para pecinta burung dan para kicau mania ini sekedar mengingatkan kembali kepada kita, bahwa ada salah satu burung kecil yang sangat rajin berkicau dan tidak gampang stres yaitu BURUNG ROBIN.

Sumber : http://hobiburungkicaumania.blogspot.com

Burung murah tapi rajin berkicau dan cepat jinak

Ingin memelihara burung yang murah tapi cerewet dan rajin berkicau burung apa ya??
mungkin ada pertanyaan seperti itu bagi penggemar burung baru. kalo menurut saya ya jelas burung jalak kebo atau biasa disebut jalak hitam,jalak penyu.
Saya akan mengulas sedikit tentang burung jalak kebo. 


Seputar burung jalak kebo
Burung jalak kebo mempunyai tubuh yang lurus dengan panjang sekitar 25 cm, memiliki bulu yang berwarna hitam ada putihnya dibagian bawah dan diujung ekor. memiliki kaki yang panjang dan berwarna kuning, parung panjang dan kuning meruncing. jika sudah dewasa akan tumbuh jambul dikepalanya dan warna hitam ditubuhnya semakin legam. gagah banget postur tubuh burung ini. burung jalak kebo mempunyai suara yang keras,ribut banget dan tak mau kalah dengan burung-burung lain.dia bisa menirukan beberapa suara burung lain, maka cukup banyak penggemar burung ini dengan tujuan sebagai burung master ataupun burung ocehan dirumah. jalak kebo juga bisa menirukan suara manusia termasuk burung paling cerdas diantara burung jalak lainnya. dia bisa dilatih dan mengucapkan kata yang mudah seperti cewek,bapak, cingcau seperti itu.
harga burung ini relatif murah dan stabil yaitu sekitar 100 ribu itu udah rajin bunyi atau yang baru tangkapan hutan sekitar 50an ribu. tapi jangan salah, burung jalak  kebo sangat cepat jinak dan mudah beradaptasi. jadi gak perlu nunggu bertahun-tahun untuk mulai bisa mendengarkan ocehannya bagi burung tangkapan hutan.

Cara perawatan burung jalak kebo
Merawat burung ini sangat mudah karena bernafsu makan besar. makanan utamanya adalah buah-buahan seperti pisang,pepaya dll
bisa dilatih makan voer bagi burung baru. extra fooding seperti  jangkrik,belalang juga dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan tubuhnya.
Seekor burung apapun itu yang rajin berkicau kunci utamanya harus sehat, yaitu dari rawatan harian seperti pemberian pola makan yang benar,penjemuran yang cukup, mandi.
untuk burung jalak kebo mandi dilakukan dengan semprot atau mandi keramba bagus, biasa juga mandi sendiri jika dalam wadah air minum itu ada air penuh burung ini pasti segera mandi.
butuh cahaya matahari sekurang kurangnya 2 jam perhari agar tetap dalam kondisi prima.
kandang harian harus sering dibersihkan dari kotoran burung ini agar dia nyaman dan rajin berkicau.
hal-hal diatas seperti pemandian dan  pembersihan kandang sangat mempengaruhi burung dalam proses penjinakkan bagi burung tangkapan hutan. sering-sering dipidah gantangan agar dia mengenal banyak orang dan terbiasa. usahakan taruh ditempat yang ramai lalu lalang orang untuk melatih mentalnya.

Membedakan Jenis kelamin
Burung jalak kebo jantan biasanya memiliki tubuh yang panjang dan lurus, memiliki jambul diatas paruh yang lancip dan warna kepala sangat hitam. sedangkan betina lebih terlihat gemuk dan pendek,warna bulu kusam. susah memang kalo tidak ada pembandingnya. tapi seperti itulah kira-kira perbedaan atara jantan dan betina. burung jalak kebo baik jantan maupun betina tetap rajin berkicau, pokoknya cerewet banget dan perilakunya itu lo yang lucu dia suka jalan jalan dibawah atau loncat kesana kemari sambil ngoceh tiada hentinya.

burung ini memang menyenangkan, harga murah namun rajin berkicau dan suaranya khas banget. jangan ragu lagi untuk miara burung jalak kebo sebagai koleksi dirumah anda

Sumber : http://kumarasakti.blogspot.com 

Friday, 21 June 2013

Burung Lovebird

Burung Lovebird
Lovebird merupakan salah satu dari sembilan spesies dari genus Agapornis (Yunani: agape = cinta; ornis = burung). Mereka adalah tipe burung yang social atau berkelompok dan dekat dengan keluarga bayan. Delapan spesies lovebird berasal dari benua Afrika, sementara Grey-headed Lovebird berasal dari Madagaskar. Lovebird merupakan tipe burung yang monogami atau setia pada pasangan dalam jangka waktu yang lama.
Lovebird jenis sayap hitam memiliki kekhususan memakan serangga dan buah ara, dan lovebird kerah hitam memiliki kebutuhan diet khusus dengan buah ara, sehingga mereka bermasalah jika di penangkaran. Beberapa spesies yang dibiakkan sebagai hewan peliharaan dengan berbagai warnanya yang cantik merupakan hasil persilangan yang selektif di peternakan burung. Burung lovebird dapat berumur 10 sampai 15 tahun
Burung lovebird termasuk burung kecil dengan ukuran 13-17 cm dan berat badan 40-60 gram. Mereka adalah burung terkecil diantara keluarga betet. Memiliki bentuk tubuh kompak, ekor pendek berujung tumpul, paruh tajam. Lovebird liar didominasi warna hijau dengan berbagai warna pada tubuh bagian atas , tergantung spesies. Lovebird Fischer’s, Lovebird Black-cheeked, dan Masked Lovebird memiliki cincin putih terkemuka di sekitar mata mereka. Di Indonesia tipe ini disebut lovebird berkacamata. Populasi liar lovebird spesies Fischer Masked berada di kota-kota di Afrika Timur. Di daerah itu juga ditemui burung lovebird tipe hibrida atau silangan dari beberapa spesies. Burung hibrida berciri memiliki cokelat kemerahan pada kepala dan oranye di dada bagian atas, dan sedikit mirip dengan Masked Lovebird
Lovebird memiliki kecenderungan untuk menjalin ikatan baik dengan sesama burung lovebird atau berinteraksi dengan manusia. Lovebird juga memiliki tipe agresif seperti menggigit. Untuk menghindarinya maka burung lovebird perlu ditangani secara lembut. Jika anda berniat memelihara lovebird maka gunakan sangkar yang cukupkuat seperti berbahan besi. lingkungan juga harus mendukung dan pemberian gizi yang sesuai. karena keindahan bulunya, lovebird menjadi menjadi burung favorit saat ini termasuk di Indonesia. Hal tersebut terlihat dari makin maraknya kelas burung lovebird dalam lomba burung baik tingkat nasional maupun lokal
Jika anda berniat memelihara, maka burung hasil tangkaran jauh lebih baik daripada memelihara hasil tangkapan alam karena burung liar seringkali membawa suatu penyakit, seperti flu polyomavirus. Lovebird hasil tangkapan juga seringkali merasa stress karena mereka merasa kehilangan hubungan dengan pasangan atau kawanannya. Lovebird hasil tangkapan juga tidak memiliki kejelasan usia dan mungkin saja mereka memiliki kepribadian yang tidak cocok untuk dipelihara. 


 Untuk memelihara lovebird yang baik usahakan membeli secara berpasangan, walaupun sebenarnya lovebird juga dapat hidup sendiri dan mengandalkan interaksi dengan manusia. Memiliki lovebird hanya 1 ekor menyebabkan burung ini merasa kesepian apalagi jika sang pemilik juga tidak memiliki banyak waktu. Untuk itu sediakan pasangan atau teman bermain yang satu spesies karena lovebird membutuhkan banyak teman. Sifat Lovebird termasuk mudah akrab dengan manusia. Jika sudah merasa nyaman lovebird akan rela bertengger di jari atau bahu. Beberapa lovebird dapat belajar bicara, tapi banyak pula yang tidak. Ada kemungkinan mereka dapat belajar untuk menirukan suara manusia jika diajarkan sejak usia muda. Lovebird memiliki sifat cerewet karena di alam liar mereka terbiasa melakukan komunikasi dengan sesama spesiesnya untuk menjaga keutuhan kawanan. Kicauan burung lovebird juga merupakan bentuk sinyal jika ada ancaman.

http://tviexpressbanet.blogspot.com

Burung Murai Batu Nias


Nias dulunya dikenal dengan burung beo atau magiao yang dapat meniru suara yang ada di sekitarnya, bahkan suara manusia. Karena kepandaiannya meniru berbagai suara tersebut, burung beo menjadi incaran dan mempunyai nilai jual tinggi di Pulau Nias maupun di luar Nias. Kini, perlahan tötöhua atau murai batu (Copsychus malabaricus) nias mendapat tempat di hati para pencinta burung.

Kini populasi burung beo di kepulauan Nias sudah hampir punah dan langka. Sampai-sampai Pemerintah Indonesia memasukkan burung beo sebagai satwa yang dilindungi. Hanya sayang, hal ini tidak diikuti oleh perhatian serius pemerintah setempat. Kita tahu, peraturan daerah untuk burung beo ini tak pernah diterbitkan. Proyek penangkaran juga hingga kini tidak jelas hasilnya.

Seiring kelangkaan burung beo di Pulau Nias, burung murai batu nias menjadi primadona di hati para pencinta burung di Kepulauan Nias. Pertanyaan besarnya, akankah nasib tete'iko atau tötöhua akan berakhir tragis seperti magiao?

Harga Tinggi

Osiduhugö Daely—seorang pencinta burung dan bekerja sebagai polisi berpangkat bripka— yang dijumpai NBC di kediamannya, di rumah Dinas Polres Nias, Jalan Anggrek, Kelurahan Ilir, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, mengatakan bahwa murai batu nias kini sudah mulai memiliki harga jual yang tinggi karena sudah mulai diminati para pencinta burung baik dari Pulau Nias maupun dari luar Nias.

Pria ramah yang kesehariannya bekerja sebagai Kepala Urusan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Satuan Lalu Lintas Polres Nias, kepada NBC, juga menceritakan bahwa salah seorang temannya sesama pencinta murai batu yang bernama Roni, pernah menjual murai batu dari Nias miliknya kepada peminat murai batu dari Siantar seharga Rp 8.000.000.

Di kontes murai batu nasional pun yang diadakan di Jakarta, murai batu nias juga pernah meraih juara III. Prestasi itu membuat pencinta-pencinta burung murai batu dari luar daerah mulai melirik dan memburu murai nias.

Akibatnya, murai batu nias semakin mahal dan sering dibawa keluar daerah. Bahkan, menurut Osiduhugö, setiap bulan, murai batu nias yang dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor. “Inilah yang membuat harga murai batu nias ini melambung,” ujarnya.

Harga murai batu yang sering menang lomba akan semakin mahal. Bisa dihargai hingga jutaan rupiah. Menurut Osiduhugö, murai batu yang baru ditangkap dan belum makan pur (makanan burung olahan) dapat dijual seharga Rp 100.000 sampai Rp 200.000. Jika sudah makan pur dan belum pandai, dapat dijual dengan harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000, dan yang telah pandai harganya semakin tinggi dari Rp 500.000 hingga jutaan.

Adapun Osiduhugö telah 9 kali memenangi kontes murai batu di Pulau Nias dan pernah meraih juara I pada perlombaan kontes burung murai batu yang diadakan ER2 Cup, dengan hadiah sebesar Rp 1 juta. Ia meraih juara II dan mendapat hadiah sebesar Rp 800.000 pada perlombaan kontes burung mura batu yang diadakan oleh Nias Birds Club, dan juga pernah meraih juara III.


Kelebihan Murai Batu Nias


Jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka. Selama memelihara murai batu, Osiduhugö mengatakan, dari pengamatannya, murai batu nias mempunyai kelebihan daripada murai batu dari daerah lain. “Murai batu nias memiliki kepandaian dan IQ lebih tinggi, yang dibuktikan dengan daya tangkap dalam meniru suara di sekitarnya yang lebih cepat daripada murai batu dari daerah lain,” ujarnya.

Selain memiliki daya tangkap dan IQ yang lebih tinggi, murai batu juga memiliki mental yang lebih kuat. Hal itu bisa terlihat jika dibawa ke mana saja dan sering dipindahkan dari kandang yang satu dengan kandang lainnya, murai batu nias tidak cepat stres.

Ciri khas dari murai batu yang berasal dari Nias, tutur Osiduhugö Daely kepada NBC, adalah pada ekornya. “Seluruh ekor murai batu nias berwarna hitam polos, sedangkan ekor pada murai dari daerah lain, terdapat beberapa helai ekor pada bagian bawah yang bewarna putih,” ujarnya.

Hobi yang dijalani pria kelahiran 1973 tersebut mememilihara burung murai batu membawanya menjadi salah satu pengurus pengurus Nias Bird Club yang dibentuk pada tahun 2008.

Untuk merawat 25 ekor burung miliknya—dari berbagai jenis, Osiduhugö mengaku menyisihkan uang Rp 200.000 untuk biaya pakan dan perawatan.

Pakan burung seluruhnya didatangkan dan dibeli dari luar daerah, seperti pur (Rp 8.000-Rp 10.000 per bungkus), jangkrik (130.000 per kilo untuk 2 bulan), ulat hongkong, ulat bambu (terkadang ada di Nias), dan kroto (telur semut).

Di antara murai batu, yang dipelihara Osiduhugö Daely, NBC juga melihat ada beberapa jenis burung lainnya, seperti burung kapas tembak, manyar, levbet, kenari, siri-siri, jalak kerbau, cahlilin, burung fofo usö, dan kinoi.

Sebagian besar burung yang dimilikinya tersebut, menurut pria tamatan Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali, ini dibeli di Kota Gunungsitoli, dan sebagian juga ada yang diberikan oleh temannya. “Saya memelihara jenis burung lainnya untuk mengisi suara pada murai batu yang saya pelihara, di mana dengan adanya bermacam-macam burung dengan suara yang berbeda-beda, murai batu dapat mengikuti semua suara tersebut dan tidak akan pasif jika mengikuti kontes,” tuturnya.

Cara Merawat Burung Murai Batu Nias
Ketika disinggung tentang cara dan kiat merawat seekor murai batu menjadi pandai dan dapat diikutkan pada kontes, pria yang juga hobi olahraga tersebut dengan ramahnya mau berbagi trik merawat burung kepada NBC. Menurut dia, yang perlu diperhatikan dalam memelihara murai batu adalah waktu pemberian makanan.
Jadwal yang telah ditentukan untuk memberikan makanan murai batu harus tepat waktu dan tidak diubah-ubah waktu dan jam dari kebiasaan. Murai batu juga harus diberikan puding setiap harinya berupa jangkrik, ulat bambu, ulat hongkong dan kroto, mulai dari 5 ekor hingga 15 ekor per harinya, disesuaikan dengan situasi burungnya, dari yang pemula hingga yang telah ikut kontes.

“Setiap hari, burung murai juga harus tetap dimandikan 2 kali sehari jika cuaca cukup panas. Namun, cukup 1 kali jika cuaca mendung atau hujan,” ujarnya. Setelah dimandikan, burung murai batu juga harus dijemur setiap harinya selama 3 jam dan setelah dijemur, lalu dibebaskan ke dalam kandang umbar (kandang yang lebih besar) agar segar dan bebas bergerak.

Ketika ditanya tentang harapannya terhadap pemerintah tentang maraknya perburuan murai batu nias, pria yang besar dan tamat SMA di Palembang tersebut sangat mengharapkan pemerintah untuk membuat sebuah tempat penangkaran murai batu, dan juga mengusulkan peraturan daerah tentang murai batu nias di DPRD.
Menurut Osiduhugö Daely, murai batu nias bisa bernasib seperti burung beo, sebab setiap bulannya dibawa keluar daerah sebanyak 100 sampai 200 ekor sehingga jika tidak dilestariakan, niscaya dalam waktu dekat Murray Batu Nias akan sulit ditemukan dan menjadi langka.

Melihat tingginya harga murai, saatnya pemerintah setempat segera turun tangan sebelum terlambat untuk menyelamatkan tötöhua yang merupakan burung endemic kepulauan Nias ini.



Jenis-jenis murai batu yang dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut:

  • Murai batu medan, Bukit Lawang, Bohorok, kaki G Leuser wilayah Sumatra Utara. Panjang ekor 27 – 30 cm.
  • Murai Aceh, di kaki G Leuser wilayah Aceh. Panjang ekor 25 – 30 cm.
  • Murai batu Nias, panjang ekor 20 – 25 cm. Ekor keseluruhan berwarna hitam.
  • Murai Jambi, hidup di Bengkulu, Sumatra Selatan, Jambi.
  • Murai batu Lampung, hidup di Krakatau, Lampung. Ukuran tubuh lebih besar dari Murai Medan. Panjang ekor 15 – 20 cm.
  • Murai Banjar (Borneo), jenis ini paling populer di Kalimantan, karena sering merajai berbagai lomba di Kalimantan. Penyebaran di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Panjang ekor 10 – 12 cm.
  • Murai Palangka (Borneo), panjang ekor 15 – 18 cm. Hidup di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat.
  • Larwo (Murai Jawa), hidup di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Tubuh jauh lebih kecil dari murai medan. Jenis ini sudah sangat langka ditemukan. Panjang ekor 8 – 10 cm.
http://tviexpressbanet.blogspot.com